Minggu, 20 Februari 2011

Wasiat Nabi Muhammad SAW

Wasiat Nabi kepada Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib berkata: “Bahwa Rasulullah berwasiat kepadaku dengan sabda beliau demikian bunyinya:
Ya Ali! Aku berwasiat kepadamu dengan sesuatu wasiat, maka jagalah dia baik-baik, karena selama engkau memelihara wasiat itu niscaya engkau akan tetap berada dalam kebaikan.
Ya Ali! Bagi orang mukmin it ada tiga tanda yang menjadi cirri-ciri khasnya: melakukan shalat, berpuasa dan berzakat. Dan bagi orang munafik (berpura-pura iman) ada pula tiga tandanya: pura-pura sayang bila berhadapan, bergnjing dii belakang dan senang bila orang lain mendapat musibah. Bagi orang yang zhalim ada pula tiga tandanya: menggagahi orang bawahannya dengan kekerasan, orang diatasnya dengan kedurhakaan dan melahirkan kezhalimannya dengan terang-terangan. Bagi orang yang ria ada tiga ciri-cirinya: rajin bila ia di hadapan di depan orang ramai, malas bila ia sendirian dan ingin dipuji untuk semua perkara. Bagi orang munafik ad tiga alamatnya: bohong bila ia bicara, mungkir bila ia berjanji dan khianat bila ia dipercaya.
Ya Ali! Bagi orang pemalas ada tiga tanda: menunda-nunda waktu sampai sia-sia, menyia-nyiakan kesempatan sampai luput dan mellalaikannya sampai berdosa. Dan tidak pantas bagi orang yang berakal, bahwa ia menonjolkan dirinya kecuali pada tiga perkara: berusaha untuk penghidupan, atau mencari hiburan dalm suatu perkara yang tidak terlarang atau untuk mengenangkan hari berbangkit (akhirat).
Ya Ali! Diantara bukti orang yang yakin percaya kepada Allah SWT bahwa engkau tidak member kerelaan seseorang dengan melalui murka Allah; bahwa tidak engkau sanjung-sanjung seseorang atas karunia Allah yang engkau terima, dan bahwa tidak engkau cela seseorang bila engkau tidak mendapatkan karunia Allah. Ingatlah, bahwa rezeki keuntungan itu tidak dapat diraih oleh orang yang sangat loba mendapatkannya dan tidak pula dapat dielakkan walaupun oleh orang yang tidak menyukainya. Dan bahwa Allah SWT menjadikan nikmat karunia dan kelapangan itu dalam yakin dan rela dengan pemberian Allah, dan Ia menjadikan kesusahan dan kedukaan itu dalam murka terhadap rezeki yang telah ditentukan oleh Allah SWT.
Ya Ali! Tidak ada kefakiran yang lebih hebat daripada kebodohan, tidak ada harta yang lebih berharga daripada akal; tak ada kesepian yang lebih sunyi daripada ujub (kagum kepada diri sendiri); tidak ada kekuatan yang lebih hebat daripada musyawarah; tidak ada iman yang lebih dekat daripada keyakinan; tidak ada wara’ yang lebih baik daripada menahan diri; tidak ada keindahan seindah budi pekerti, dan tidak ada ibada yang melebihi tafakur. Ya Ali! Bahwa segala sesuatu itu ada penyakitnya. Penyakit bicara adalah bohong, penyakit ilmu adalah lupa, penyakit ibadah adalah ria, penyakit budi pekerti adalah memuji diri sendiri, penyakit berani adalah agresif, oenyakit pemurah adalah menyebut-nyebut pemberian, penyakit cantik adalah sombong, penyakit mulia itu adalah menonjolkan diri, penyakit kaya adalah kikir, penyakit royal adalah berlebih-lebihan dan penyakit agama adalah hawa nafsu.
Ya Ali! Apabila engkau disanjung orang dihadapanmu, maka bacalah ini: “Ya Allah, jadikanlah aku lebih baik daripada apa yang mereka katakan! Ampunilah dosaku apa yang mereka tidak ketahui, dan janganlah aku disiksa tentang apa-apa yang mereka katakana.
To be continue…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar